Ilustrasi (Foto: Dok okezone)
"Sekarang kan mudah. Beli kartu 100 ribu dan handphone 500 ribu, sebar sms, selesai saya buang. KTP yang digunakan untuk registrasi juga palsu. hal-hal seperti ini memungkinkan terjadi," kata Djoko di Istana Kepresidenan, Selasa (13/9/2011).
SMS yang menyebar di ponsel warga Ambon itulah yang diduga menjadi pemicu kerusuhan Minggu 11 September 2011 kemarin. Djoko mengaku belum mengantongi identitas pelaku yang melakukan penghasutan dengan menggunakan sms tersebut.
"Belum tahu. Polisi yang tahu itu,” sebutnya.
Kepolisian hingga saat ini masih terus mengejar pelaku penyebar SMS, “Pastilah oleh kepolisian, kan lagi diusut," singkatnya.
Djoko menambahkan, hal yang terpenting untuk mencegah terjadinya kerusuhan adalah daya tahan masyarakat agar jangan mudah terhasut jangan mau diajak berbuat anarkis.
Ketika ditanya apakah ada yang menginginkan Ambon tidak aman? Djoko tegas mengatakan, “Tidak, tidak ada.” (tyo)
0 comments:
Post a Comment